27 October 2023
PEPADHANG QOLBU Volume 21
Seputar Firman Allah SWT dalam Surat at-Taubah ayat 5
(Kitab Iman, Bab 15)
Kontributor: A. Choiran Marzuki
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمُسْنَدِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو رَوْحٍ الْحَرَمِيُّ بْنُ عُمَارَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ وَاقِدِ بْنِ مُحَمَّدٍ قَالَ: سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ. فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ.
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad al-Musnadi, ia berkata, “Telah menceritakan kepada kami Abu Rauh al-Harami bin Umarah, ia berkata, “Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Waqid bin Muhammad, ia berkata, “Aku mendengar bapakku menceritakan dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah saw telah bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, dan menunaikan zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali dengan haq Islam, dan perhitungan mereka ada pada Allah.” (HR. Bukhari)
Ulasan Hadis
Dalam bab ini, kita akan mengulas salah satu hadis dari Sahih Bukhari yang memiliki signifikansi besar dalam menghubungkan dimensi intelektual dan dimensi spiritual dalam kehidupan kita. Hadis ini menggambarkan pentingnya beriman kepada Allah, mengucapkan syahadat, menegakkan shalat, dan menunaikan zakat. Dalam ulasan ini, kita akan mengacu pada penjelasan Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Fathul Bari sebagai rujukan utama. Selain itu, kita juga akan memperkaya pemahaman kita dengan kontekstualisasi hadis ini dengan realitas sosial saat ini.
Hadis ini merupakan landasan untuk menafsirkan ayat al-Qur’an yang menyatakan,
“Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. at-Taubah: 5).
Dalam penafsiran ini, Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa “taubat” dalam ayat tersebut merujuk pada peralihan dari kekufuran menuju keimanan kepada Allah. Hadis ini menjelaskan bahwa perintah untuk memerangi manusia diberikan kepada Rasulullah saw sampai mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, serta menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Jika mereka melaksanakan semua itu, maka mereka telah menjaga jiwa dan harta mereka dari Rasulullah saw, kecuali dalam hal-hal yang diatur oleh hukum Islam, dan pertanggungjawabannya ditentukan oleh Allah.
Dalam konteks sosial saat ini, hadis ini mengajarkan pada kita pentingnya menjalin hubungan yang kukuh antara dimensi intelektual dan dimensi spiritual. Hadis ini menggarisbawahi pentingnya keimanan kepada Allah dan kesaksian atas risalah Rasulullah saw sebagai fondasi utama dalam kehidupan kita. Kita perlu memperkuat pemahaman dan keyakinan dalam hal ini agar dapat menjalankan ibadah dengan penuh rasa takwa dan keikhlasan. Selain itu, hadis ini menekankan pentingnya menegakkan shalat dan menunaikan zakat sebagai bentuk amal saleh.
Hikmah dan Inspirasi
Dari hadis ini, kita dapat mengambil beberapa hikmah dan inspirasi yang berkaitan dengan keimanan:
1. Pentingnya Keimanan yang Kukuh
Hadis ini menggarisbawahi pentingnya memiliki keimanan yang teguh dan kokoh kepada Allah. Keimanan yang kuat merupakan dasar yang diperlukan untuk menjalankan perintah-perintah Allah dan menghindari larangan-Nya. Kita perlu memperkuat keimanan melalui pengetahuan, refleksi, dan ibadah yang konsisten.
2. Pentingnya Kesaksian atas Risalah Rasulullah SAW
Hadis ini menekankan pentingnya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya. Ini mengingatkan kita untuk mengakui dan meyakini risalah Rasulullah saw sebagai panduan hidup kita. Dengan menerima dan mengikuti ajaran beliau, kita dapat memperoleh petunjuk dan kemuliaan dalam hidup kita.
3. Keterkaitan Antara Iman dan Amal
Hadis ini menunjukkan hubungan erat antara keimanan dan amal perbuatan. Menegakkan shalat dan menunaikan zakat adalah tindakan konkret yang memperlihatkan keimanan kita kepada Allah. Hal ini mengajarkan pada kita bahwa iman yang sejati akan tecermin dalam perilaku dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Amal perbuatan yang baik adalah bukti konkret dari keimanan yang hidup dan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan keimanan kita.
4. Rahmat dan Pengampunan Allah
Hadis ini menggambarkan sifat Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Pesan ini menginspirasi kita untuk senantiasa berharap pada rahmat dan pengampunan-Nya. Meskipun manusia rentan melakukan kesalahan, Allah senantiasa memberi kesempatan bagi mereka yang bertaubat dengan sungguh-sungguh dan berusaha memperbaiki diri. Inspirasi ini mendorong kita untuk selalu mengarahkan hati dan perbuatan kita kepada-Nya dalam upaya untuk mendapatkan pengampunan dan rahmat-Nya.
5. Makna Kebebasan dalam Islam
Hadis ini menyebutkan bahwa jika seseorang bertaubat, menegakkan shalat, dan menunaikan zakat, maka mereka berhak mendapatkan kebebasan. Hal ini mengajarkan konsep kebebasan dalam Islam, yang bukan semata-mata kebebasan fisik, tetapi juga kebebasan dari dosa dan kesalahan. Dengan menjalankan kewajiban-kewajiban agama, kita membebaskan diri dari beban dosa dan mendapatkan kedamaian serta keberkahan hidup.
Dengan memahami dan mengambil hikmah serta inspirasi dari hadis ini, kita dapat memperkuat keimanan dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna secara spiritual. l
InsyaAllah bersambung…