14 September 2023
Pepadhang Qolbu – Volume 16
“Bagian dari Agama adalah Menghindari Fitnah”
Kontributor: A. Choiran Marzuki
Bagian dari Agama adalah Menghindari Fitnah
(Kitab Iman, Bab 10)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي صَعْصَعَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُوشِكُ أَنْ يَكُونَ خَيْرَ مَالِ الْمُسْلِمِ غَنَمٌ يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الْجِبَالِ وَمَوَاقِعَ الْقَطْرِ يَفِرُّ بِدِينِهِ مِنْ الْفِتَنِ.
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah, dari Malik, dari Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abu Sha’sha’ah, dari bapaknya, dari Abu Sa’id al-Khudri, bahwa dia berkata, “Rasulullah saw bersabda, “Hampir saja terjadi (suatu zaman) di mana harta seorang Muslim yang paling baik adalah kambing yang digembalakannya di puncak gunung dan tempat-tempat terpencil. Dia pergi menghindar dengan membawa agamanya disebabkan takut terkena fitnah.” (HR. Bukhari)
Ulasan Hadis
Hadis ini mengajarkan pentingnya menghindari fitnah dalam agama. Rasulullah saw menyampaikan bahwa dalam waktu dekat, harta yang paling berharga bagi seorang Muslim adalah kambing yang digembalakannya di puncak gunung dan tempat-tempat terpencil. Mengapa? Karena dia pergi menghindar dengan membawa agamanya, takut terkena fitnah.
Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Fathul Bari memberikan penjelasan mengenai beberapa istilah dalam hadis ini. “Yushiku” berarti akan datang dalam waktu dekat. “Sha’af” merujuk pada tempat-tempat di mana air hujan berkumpul, seperti dasar lembah. “Yafirru bidinihi” artinya menghindarkan agamanya.
Ada penafsiran yang berbeda mengenai pengertian “menghindarkan agamanya.” Imam Nawawi mengungkapkan bahwa hadis ini bukanlah mengatakan bahwa menghindari fitnah adalah bagian dari agama secara harfiah, tetapi maksudnya adalah menjaga agama. Dalam teks hadis ini disebut sebagai bagian dari agama karena melihat bahwa menghindari fitnah merupakan upaya untuk menjaga agama.
Gagasan-gagasan yang dapat memperkaya pemahaman pembaca tentang hadis ini adalah sebagai berikut:
Kesadaran akan Fitnah
Hadis ini mengingatkan kita akan adanya fitnah dalam kehidupan. Fitnah dapat datang dalam berbagai bentuk dan mengancam kestabilan agama kita. Oleh karena itu, kita harus waspada dan berupaya untuk menghindari fitnah tersebut.
Penjagaan Agama
Hadis ini menekankan pentingnya menjaga agama kita. Agama adalah aset berharga yang harus kita lindungi dari segala bentuk gangguan dan godaan. Menghindari fitnah adalah salah satu cara untuk menjaga keutuhan agama dalam diri kita.
Menjauhkan Diri dari Sumber Fitnah
Hadis ini mengajarkan bahwa dalam menghindari fitnah, kita perlu menjauhkan diri dari lingkungan atau situasi yang dapat memicu terjadinya fitnah. Rasulullah saw menyebutkan bahwa harta yang paling berharga adalah kambing yang digembalakannya di puncak gunung dan tempat-tempat terpencil, di mana ia dapat menjauh dari potensi fitnah.
Kontekstualisasi dengan Realitas Sosial Saat Ini
Hadis ini dapat dihubungkan dengan realitas sosial saat ini, di mana fitnah dan godaan semakin merajalela. Dalam dunia yang penuh dengan kemajuan teknologi dan media sosial, kita harus lebih waspada dan berupaya menghindari fitnah yang dapat memengaruhi keyakinan dan praktik agama kita.
Hadis ini menjadi bagian yang berharga dalam buku ini. Dengan mengintegrasikan dimensi intelektual dan dimensi spiritual, kita akan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang pentingnya menghindari fitnah dalam menjaga agama dan menerangi hati dengan ajaran-ajaran Rasulullah saw.
Hikmah dan Inspirasi
Hadis tentang fitnah ini memberikan hikmah dan inspirasi yang relevan terkait dengan keimanan. Beberapa hikmah dan inspirasi yang dapat kita ambil dari hadis ini dalam konteks keimanan adalah sebagai berikut:
1. Memahami Keutamaan dan Nilai Agama
Hadis ini mengajarkan bahwa menghindari fitnah adalah bagian penting dari agama. Hal ini menunjukkan betapa berharganya agama dalam kehidupan seorang muslim. Dengan menjaga keutuhan agama dan menghindari fitnah, kita memperkuat keimanan dan menunjukkan ketulusan kita dalam menjalankan ajaran agama.
2. Kesadaran akan Ancaman Fitnah
Hadis ini mengingatkan kita akan adanya fitnah dalam kehidupan. Fitnah dapat menggoyahkan keyakinan dan praktik agama kita jika tidak diwaspadai. Dalam meningkatkan keimanan, kita perlu memiliki kesadaran yang tinggi akan ancaman fitnah dan berusaha keras untuk menghindarinya.
3. Berpegang Teguh pada Ajaran yang Benar
Hadis ini mengajarkan pentingnya berpegang teguh pada ajaran agama yang benar. Dalam menghadapi fitnah, kita perlu memperkuat keimanan dengan memahami dan mengamalkan ajaran yang sejalan dengan al-Qur’an dan Sunnah. Dengan teguh berpegang pada ajaran yang benar, kita dapat melawan godaan dan fitnah yang dapat merusak keimanan kita.
4. Memperkaya Pemahaman tentang Fitnah
Hadis ini memperkaya pemahaman kita tentang fitnah sebagai ujian dalam kehidupan. Fitnah dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk dalam lingkungan sosial, teknologi, dan media sosial. Dengan memahami sifat dan ciri-ciri fitnah, kita dapat meningkatkan ketahanan iman dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menghindarinya.
5. Meningkatkan Kualitas Ketakwaan
Hadis ini mengajarkan pentingnya menjaga agama dan menghindari godaan yang dapat mengikis ketakwaan kita kepada Allah. Dalam menghadapi fitnah, kita perlu menguatkan ikatan kita dengan Allah SWT dan meningkatkan kualitas ketakwaan kita. Dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan, kita dapat melawan fitnah dan tetap teguh dalam menjalankan ajaran agama.
Dengan memahami hikmah dan inspirasi yang terkandung dalam hadis tentang fitnah ini, kita dapat mengaplikasikan nilai-nilai keimanan dalam kehidupan sehari-hari dan menjaga keutuhan agama kita. Hadis ini mengajarkan pentingnya menjadi Muslim yang bertakwa, waspada terhadap fitnah, dan teguh dalam menjalankan ajaran agama.
InsyaAllah bersambung…