28 September 2023
Benci Kembali kepada Kekufuran
(Kitab Iman, Bab 12)
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ: مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَمَنْ أَحَبَّ عَبْدًا لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَمَنْ يَكْرَهُ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُلْقَى فِي النَّارِ.
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb, ia berkata, “Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Qotadah dari Anas bin Malik dari Nabi saw, beliau bersabda, “Tiga (perkara) yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: (1) Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. (2) Dan siapa yang bila mencintai seseorang, dia tidak mencintai orang itu kecuali karena Allah SWT. Dan (3) siapa yang benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka.” (HR. Bukhari)
Ulasan Hadis
Hadis yang kita ulas kali ini mengandung pesan yang mendalam tentang kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, kasih sayang antara sesama manusia, serta menjauhi kekufuran dengan segenap hati dan jiwa yang ikhlas. Hadis ini menjadi jendela bagi kita untuk memahami esensi keimanan sekaligus menjadi cermin bagi jiwa kita dalam menyikapi realitas sosial saat ini.
Dalam hadis ini, Rasulullah saw menyebutkan tiga perkara yang akan membuat iman seseorang menjadi manis. Pertama, mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari siapa pun dan segala sesuatu di dunia ini. Ini menunjukkan bahwa cinta kepada Allah adalah landasan utama dalam memperkuat keimanan kita. Dalam realitas sosial yang penuh dengan godaan dan hiruk-pikuk kehidupan, mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan sepenuh hati akan memberikan kita kedamaian dan kekuatan spiritual yang tak tergoyahkan.
Kedua, mencintai seseorang hanya karena Allah SWT. Cinta ini adalah bentuk kasih sayang yang tulus dan ikhlas, tidak bercampur dengan motif-motif duniawi seperti kedudukan, harta, atau kekuasaan. Dalam dunia yang seringkali dikuasai oleh nafsu dan kepentingan pribadi, menghidupkan cinta semacam ini merupakan langkah penting dalam membangun hubungan yang harmonis antarsesama manusia.
Ketiga, benci terhadap kekufuran dengan segenap hati dan jiwa yang tulus. Ini mengajarkan pada kita untuk menjauhi segala bentuk kekufuran dan godaan yang mengarahkan kita ke jalan yang salah. Rasulullah saw menyamakan perasaan benci ini dengan perasaan benci saat dilemparkan ke dalam neraka. Pesan yang terkandung di sini sangat kuat, yaitu kita harus memiliki tekad dan keberanian yang tinggi untuk menjaga keimanan kita dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fathul Bari menyampaikan bahwa hadis ini telah dibahas sebelumnya, dan korelasi antara judul bab dengan hadis ini sangat jelas. Meskipun ulasannya singkat, kita dapat menggali makna yang lebih dalam dari pesan yang terkandung dalam hadis ini.
Dalam konteks sosial saat ini, hadis ini mengingatkan kita akan pentingnya membangun ikatan yang kuat dengan Allah, menghidupkan kasih sayang yang tulus dengan sesama manusia, dan menjauhi segala bentuk kekufuran. Dalam dunia yang serba kompleks dan terkadang penuh dengan persaingan, pesan ini mengajarkan pada kita untuk mencintai, memaafkan, dan merawat hubungan yang saling memperkuat keimanan dan ketakwaan.
Dengan pemahaman yang mendalam terhadap hadis-hadis Rasulullah saw, seperti hadis dalam kitab Sahih Bukhari ini, kita dapat memperkaya pemahaman dan mempertajam keimanan kita.
Semoga ulasan ini menjadi salah satu sumber inspirasi dan panduan bagi pembaca dalam memperkuat keimanan, menyemai cinta kasih dalam hubungan sosial, serta menjaga keteguhan hati dalam menghadapi godaan dan tantangan hidup. Dengan pemahaman yang lebih mendalam terhadap hadis-hadis Rasulullah saw, kita dapat menjadi manusia yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi diri sendiri, sesama, dan masyarakat secara keseluruhan.
Hikmah dan Inspirasi
Berikut adalah di antara hikmah dan inspirasi yang dapat kita temukan dari hadis ini, terutama dalam kaitannya dengan keimanan:
1. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
Hadis ini mengajarkan pada kita pentingnya mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari segala sesuatu di dunia ini. Cinta ini menjadi sumber kekuatan dan kedamaian dalam menjalani kehidupan. Keimanan yang kuat akan tumbuh ketika kita memiliki cinta yang mendalam kepada Allah dan Rasul-Nya.
2. Kasih Sayang yang Tulus
Hadis ini mengajarkan pentingnya menjalin hubungan sosial yang didasari oleh kasih sayang yang tulus dan ikhlas. Mencintai seseorang hanya karena Allah SWT mengajarkan pada kita untuk menghargai setiap individu dan merawat hubungan yang saling memperkuat keimanan. Kasih sayang ini harus murni dan bebas dari motif-motif duniawi yang dapat mengaburkan makna sejati dari keimanan.
3. Menjauhi Kekufuran
Hadis ini mengajarkan pada kita untuk menjauhi segala bentuk kekufuran dengan segenap hati dan jiwa yang tulus. Ini mengingatkan kita untuk tetap teguh dalam memegang agama dan menjauhi godaan yang dapat mengancam keimanan kita. Keteguhan dalam keimanan membutuhkan keteguhan dalam menjauhi kemaksiatan dan segala bentuk kekufuran.
4. Konsistensi dalam Keimanan
Hadis ini menekankan pentingnya konsistensi dalam keimanan. Mencintai iman dan membenci kekufuran harus menjadi sikap yang melekat dalam diri kita. Ini mengajarkan pada kita untuk tetap teguh dalam keyakinan kita tanpa tergoyahkan oleh godaan-godaan yang dapat mengancam keimanan kita.
5. Hikmah dalam Menjalani Kehidupan
Hadis ini mengajarkan pada kita untuk mencari hikmah dan pelajaran dalam setiap aspek kehidupan. Menyadari bahaya kekufuran dan bencinya terhadapnya, seperti bencinya jika dilemparkan ke dalam neraka, memberikan kita pengertian tentang nilai dan pentingnya mempertahankan keimanan kita.
Kesimpulannya, hadis ini mengajarkan pada kita untuk menguatkan keimanan, menjalin hubungan yang penuh kasih sayang dengan sesama manusia karena Allah, dan menjauhi segala bentuk kekufuran. Dengan memahami pesan yang terkandung dalam hadis ini, kita dapat memperkuat keimanan kita, menyemai cinta kasih dalam hubungan sosial, dan menjaga keteguhan hati dalam menghadapi godaan dan tantangan hidup.