11 September 2022
Institut Ilmu Al Qur’an (IIQ) An Nur Yogyakarta melaksanakan prosesi Wisuda Sarjana yang ke-14 sekaligus Harlah ke-20 pada Sabtu, (10/09/2022). Prosesi wisuda berlangsung di halaman Kampus IIQ An Nur, Komplek Pondok Pesantren An Nur, Ngrukem Pendowoharjo Sewon Bantul D.I. Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh para pejabat, ulama, dan pimpinan daerah, baik dari pondok pesantren, Pemerintah Daerah, Kepolisian, Kementerian Agama, Kopertais 3, dan para pimpinan dari berbagai kampus di wilayah Kabupaten Bantul dan sekitarnya.
Pada prosesi wisuda tahun ini, IIQ An Nur Yogyakarta mewisuda sebanyak 125 wisudawan yang terdiri 47 putra dan 78 putri dari tiga fakultas, dengan rincian 75 wisudawan dari Fakultas Tarbiyah, 26 wisudawan dari Fakultas Ushuluddin, dan 24 wisudawan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Dari jumlah tersebut, terdapat 49 wisudawan dengan predikat cumlaude dan 20 wisudawan dengan gelar hafiz/hafizah 30 juz yang dua di antaranya telah menyelesaikan Qiroah Sab’ah. Adapun wisudawan terbaik atas nama Nafis Fathin Nafi’ah dengan IPK 3.84 dan wisudawan tercepat atas nama Siti Nurlaela dengan masa studi 3 tahun 6 bulan 11 hari.
Dalam amanatnya, rektor IIQ An Nur memberikan informasi capaian perkembangan kampus yang berbasis NU ini selama dua tahun terakhir, baik dari Tridharma Perguruan Tinggi maupun prestasi dosen dan mahasiswa baik di kancah nasional maupun internasional serta berbagai kerjasama dengan instansi dan dunia industry di Indonesia. Selain itu, rektor juga berpesan kepada seluruh wisudawan untuk menjadi duta di masyarakat dalam pengembangan Islam Wasathiyah, baik wasathiyah dalam akidah, syariah, dan mu’amalah. Rektor juga menekankan bahwa mereka harus terus mencintai tanah air dan bangsa di manapun berada.
“Semoga seluruh wisudawan mendapat ilmu manfaat dunia dan akhirat. Ketika kalian menjadi alumni, teruslah berusaha sekuat tenaga membumikan al Qur’an dalam rangka menebar manfaat kepada umat tanpa melihat batas agama, suku, budaya, dan adat istiadat yang ada.” Tambah Dr. Sihab.
Dalam sambutan lain, ketua Yayasan Al Ma’had An Nur yang sekaligus Mustasyar PWNU DIY, KH Yasin Nawawi, menyampaikan rasa syukurnya karena sampai saat ini IIQ An Nur Jogja masih eksis dan dan terus berkembang sesuai misi dan visi pendirinya, yakni almarhum almaghfurlah KH. Nawawi Abdul Aziz. Romo KH Nawawi adalah sosok yang sangat visioner dalam pengembangan pendidikan. Maka dari itu, beliau berpesan bahwa IIQ An Nur harus terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, tidak boleh mengalami kemunduran dan kejumudan dalam peradaban.
Dalam sejarahnya, IIQ An Nur Yogyakarta merupakan perguruan tinggi pertama di Yogyakarta yang berbasis pesantren NU. Dalam kesempatan itu pula, beliau mohon do’a, restu, dan dukungan semua pihak, agar kampus ini dalam waktu dekat berubah status menjadi universitas. Dengan harapan, kampus ini mencetak sejarah kembali, yakni satu-satunya dan pertama kalinya terdapat universitas di bawah naungan pondok pesantren berbasis Aswaja An Nahdliyah di tanah Yogyakarta ini.
“Menjadi sarjana di IIQ An Nur Yogyakarta adalah sarjana yang berani beda, karena sarjana di sini adalah sarjana sekaligus santri. Artinya, semua mahasiswa dan alumni di IIQ An Nur adalah mahasantri. Oleh karena itu, misi mahasantri di kampus ini adalah menjadi insan cendekia yang memiliki akhlaq qurani, bermanfaat bagi agama, masyarakat, nusa dan bangsa. Maka salah satu ikrar alumni dalam mempertahankan ahlussunnah wal jamaah menjadi sangat penting dan inti.” Tambah KH Yasin.
Sambutan lain dari Bupati Bantul, bapak H. Abdul Halim Muslih. Beliau menuturkan bahwa saat ini dunia terus mengalami pergolakan pemikiran dan peradaban, sehingga manusia terus dituntut untuk berkompetisi dan berkolaborasi. Maka umat Islam yang berbasis Aswaja pasti selalu terlibat dengan pergolakan itu. Untuk itu, modal paling dasar adalah mendasarkan pada penguasaan Al Qur’an, karena Al Qur’an merupakan sumber segalanya. Maka tidak mengherankan bahwa selama ini Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul bangga adanya IIQ An Nur ini. Adanya IIQ mendapat nilai tersendiri karena di wilayah Bantul terdapat perguruan tinggi berbasis Al Qur’an yang berkualitas di kancah nasional dan memiliki kualitas sarjana yang mumpuni.
Selain itu, sambutan terakhir dari perwakilan Kopertais 3 Yogyakarta yang diwakili oleh Dr. Moh Syuhada. Dalam sambutannya, beliau mengingatkan bahwa terkadang dunia industri saat ini lebih membutuhkan fresh graduate yang tidak melihat latar belakang sarjananya. Artinya, pendidikan ke depan harus mengembangkan keilmuan yang holistik dan multidisipliner. Hal itu akan menjadi kekuatan sekaligus tantangan bersama. Jika melihat sejarah Islam sendiri, sebenarnya Nabi dan para Rasul memiliki keilmuan yang holistik dan multidisipliner. Sebut saja Nabi Yusuf yang tidak hanya ahli agama, tetapi ahli perbankan kerajaan pada saat itu. Maka dari itu, sarjana IIQ An Nur semestinya tidak hanya menguasai kemampuan ilmu agama semata, tetapi juga harus diimbangi dengan kemampuan praksis dalam menjawab realitas problematika kehidupan sehari-hari.
“Jika Kabupaten Bantul ini terkenal dengan Projotamansarinya, maka bunga dan sari-sarinya berasal dari IIQ An Nur ini. Maka dari itiu, untuk para wisudawan, teruslah menjadi pembelajar karena Islam mengajarkan untuk terus belajar sepanjang hayat. Silakan kalian hari ini boleh bersuka cita (karena diwisuda), tetapi esok hari harus mulai lebih berpikir untuk menyongsong kesuksesan masa depan,” tambah Dr. Syuhada.
Adapun prosesi wisuda ditutup dengan do’a oleh pimpinan Al Ma’had An Nur Yogyakarta, KH. Muslim Nawawi, dan dilanjutkan dengan ramah tamah antara civitas akademika dengan para tamu undangan. (red015)
Kontributor: Redaksi An Nur