26 February 2021
Jakarta, NU Online Pesantren Motivasi Indonesia (PMI), kini menjadi pusat distributor produk Usaha Mikro, Kecil, Menengah di Kabupaten Bekasi. Hal tersebut dilandasi karena komitmen dalam mengawal Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Dengan begitu, diharapkan kemandirian ekonomi pesantren dapat terwujud. “Karena fungsi pesantren itu kan ada tiga yaitu sebagai dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat. Itulah kenapa kemandirian ekonomi pesantren menjadi niscaya,” ungkap Pengasuh PMI KH Ahmad Nurul Huda (Kiai Enha) saat dihubungi NU Online, pada Jumat (26/2) siang. ADVERTISEMENT Sebenarnya, ia menekankan bahwa pesantren sudah teruji sebagai sebuah lembaga pendidikan di Indonesia yang mampu memiliki kemandirian luar biasa. Itu terbukti karena mampu bertahan sampai sekarang. Namun, Kiai Enha menjelaskan, kemandirian pesantren pada zaman dulu berbasis pada usaha yang dimiliki pengasuh pesantren. Seperti memiliki lahan pertanian, kontrakan, atau usaha travel. ADVERTISEMENT “Karena itu, progres yang sedang kita bangun melalui orientasi kemandirian pesantren ini adalah bagaimana pesantren secara lembaga memiliki kemandirian ekonomi yang profesional, sehingga bisa menjadi legacy,” terang Anggota Tim Kelompok Kerja (Pokja) Kemandirian Pesantren Kementerian Agama (Kemenag) RI ini. “Kita melihat tidak sedikit pesantren yang ketika pengasuhnya mangkat atau meninggal, lalu tidak mampu dilanjutkan oleh penerusnya. Jadi, ini sebetulnya sebuah gagasan atau kenyataan lama yang orientasikan baru,” imbuhnya. Kemandirian pesantren sebagai kenyataan lama berarti bahwa sudah terbukti kalau pesantren sudah mampu bertahan hingga kini. Sedangkan Kiai Enha saat ini ingin melakukan usaha pesantren yang dilembagakan dan lebih profesional. “Bisa bentuknya Koperasi pesantren (Kopontren) atau BUMPes (Badan Usaha Milik Pesantren),” jelas Kiai Enha. Di pesantren miliknya sendiri, kini telah hadir minimarket yang diberi nama PMI Mart yang saat ini menjadi pusat distributor UMKM di Kabupaten Bekasi. ADVERTISEMENT Hal tersebut berawal dari rasa prihatin dan keinginan untuk berbagi. Ia menjelaskan, di awal-awal pandemi Covid-19 terdapat beberapa pengusaha UMKM di Kabupaten Bekasi yang mengeluh. ADVERTISEMENT “Mereka bisa melakukan produksi yang sangat dahsyat dengan semangat yang hebat, tetapi punya kendala di bidang pemasaran. Mereka mampu memproduksi berapa pun yang dibutuhkan oleh pasar. Masalahnya, pasarnya tidak ada,” terang kiai jebolan Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur ini. “Itulah kenapa kemudian PMI hadir menjadi mitra bagi mereka. PMI juga memiliki produk-produk UMKM sendiri. Tapi sinergisitas rasanya menjadi kata kunci dalam dunia pemasaran sekarang. Biarkan mereka fokus memproduksi, nanti PMI akan bantu memasarkan,” tambahnya. Pemasaran yang dilakukan PMI terhadap berbagai produk dari para pengusaha UMKM di Kabupaten Bekasi itu melalui dua cara, yakni offline dan online. Secara offline, produk-produk tersebut akan ditempatkan khusus di PMI Mart. Sedangkan secara online dengan membantu dan menyebarkannya dengan digital marketing. Harapan Pesantren Motivasi Indonesia kepada negara Kiai Enha menegaskan, negara atau pemerintah harus hadir di antara para pengusaha kecil UMKM di Indonesia. Mereka akan mengolah makanan dan berkreasi untuk melakukan daur ulang sampah sehingga menjadi produk yang manfaat. “Pertanyaannya bagaimana negara hadir? Sebetulnya saya tergagas oleh Kementerian BUMN ketika membentuk PADI (Pasar Digital) untuk mengakomodasi produk-produk UMKM,” jelas Ketua Divisi Usaha Lembaga Dakwah (LD) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini. Ia menuturkan bahwa seharusnya Kemenag juga bisa melakukan hal sama agar produk-produk UMKM di pesantren bisa diakomodasi. Kemudian dengan jejaring yang dimiliki Kemenag, dari pusat hingga kecamatan (KUA) membeli berbagai produk UMKM itu. “Karena kalau negara tidak hadir ini akan repot. Karena kan UMKM harus bersaing dengan berbagai produk branded (bermerek). Misalnya ada sebagian produk kita yang lolos verifikasi untuk masuk di beberapa minimarket yang sudah nasional, tapi nggak yakin deh kalau di displaynya di bagian depan,” katanya. “Pasti akan bersaing juga dengan produk-produk yang sudah bermerek. Itu salah satu keterbatasan kita,” tambah Kiai Enha. Apabila negara benar-benar hadir, tegasnya, maka akan sangat menguatkan nafas perekonomian para pengusaha UMKM dan khususnya pesantren. “Kalau negara hadir, bukan hanya akan membangkitkan semangat para UMKM, sebagai cara menjaga kearifan lokal bangsa atau mempromosikan untuk mencintai produk dalam negeri, tetapi juga akan sangat menguatkan nafas perekonomian teman-teman usaha UMKM, khususnya pesantren,” pungkasnya. Untuk diketahui, Pesantren Motivasi Indonesia akan menggelar webinar bertajuk kemandirian ekonomi pesantren pada Ahad (28/2) mendatang. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-98 NU dan Milad ke-9 Pesantren Motivasi Indonesia. Webinar itu akan menghadirkan pembicara dari tokoh-tokoh nasional. Di antaranya adalah Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini, Ketua LD PBNU KH Agus Salim, Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas, dan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama. Webinar yang akan disiarkan langsung melalui Kanal Youtube PMI TV dan 164 Channel Nahdlatul Ulama ini akan dipandu langsung oleh CEO Alvara Institute, Hasanuddin Ali, yang juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Kementerian Agama (Kemenag) RI. Selain ditayangkan melalui beberapa kanal Youtube, webinar ini juga bisa diikuti langsung melalui aplikasi Zoom. Ruang pertemuan virtual itu bisa diakses via meeting ID 94526941889 dengan kode akses PMI2021.