27 October 2023
PEPADHANG QOLBU Volume 22
Orang yang Berpendapat bahwa Iman adalah Perbuatan
(Kitab Iman, Bab 16)
Kontributor: A. Choiran Marzuki
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ وَمُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَا: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ: أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ فَقَالَ: إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ. قِيلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ. قِيلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: حَجٌّ مَبْرُورٌ.
26. Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus dan Musa bin Isma’il, keduanya berkata, “Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa’d, ia berkata, “Telah menceritakan kepada kami Ibnu Syihab dari Sa’id bin Musayyab dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw ditanya tentang Islam, manakah yang paling utama? Maka Rasulullah saw menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Lalu ditanya lagi, “Lalu apa?” Beliau menjawab, “Jihad fi sabilillah (berperang di jalan Allah).” Lalu ditanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Jawab beliau saw, “Haji mabrur.” (HR. Bukhari)
Ulasan Hadis
Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari mengenai pertanyaan kepada Rasulullah saw tentang Islam yang paling utama ini memberikan kita panduan yang penting dalam memahami dimensi intelektual dan spiritual dalam kehidupan kita. Rasulullah saw memberikan jawaban tegas, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.”
Dalam ulasan Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Fathul Bari, terdapat penjabaran yang lebih rinci mengenai hadis ini. Beliau menjelaskan bahwa pertanyaan tersebut diajukan oleh Abu Dzarr al-Ghifari, meskipun namanya tidak disebutkan dalam hadis itu sendiri. Beliau kemudian menjelaskan bahwa iman dan haji disebutkan dalam bentuk nakirah (indefinitif) untuk menunjukkan arti tunggal, sedangkan jihad disebutkan dalam bentuk ma’rifah (definitif) untuk menunjukkan arti kesempurnaan.
Namun, pandangan tersebut ada pula yang menyanggah. Bentuk nakirah juga dapat menunjukkan arti ta’zhim yang berarti kesempurnaan, sedangkan bentuk ma’rifah dapat menunjukkan arti sesuatu yang telah diketahui. Oleh karena itu, pemisahan semacam itu tidak dapat diterima. Yang perlu dipahami adalah bahwa iman, jihad, dan haji memiliki tempat penting dalam Islam, dan masing-masing memiliki keutamaannya sendiri.
Dalam konteks sosial saat ini, hadis ini memberikan kita pelajaran penting mengenai prioritas dalam kehidupan kita. Meskipun haji merupakan salah satu rukun Islam yang penting, jihad (berperang di jalan Allah) disebutkan setelah iman dalam hadis ini. Hal ini menunjukkan bahwa dalam situasi tertentu, seperti ketika umat Islam dihadapkan pada tantangan dan penindasan, jihad menjadi prioritas yang harus dikedepankan. Namun, penting untuk diingat bahwa jihad juga memiliki makna yang lebih luas, yaitu berjuang dan berusaha dengan segenap kemampuan untuk memperbaiki dunia ini dalam segala aspek kehidupan, termasuk perjuangan dalam bidang ilmu, keadilan, dan kemanusiaan.
Selain itu, perbedaan urutan jawaban yang terdapat dalam hadis-hadis yang berbeda menunjukkan bahwa Islam memberikan ruang yang luas untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi yang berbeda. Rasulullah saw memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, memberikan pemahaman yang diperlukan oleh para pendengar. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang tidak kaku dan mampu mengakomodasi keberagaman situasi dan kondisi dalam kehidupan manusia.
Kesimpulannya, hadis ini mengajarkan pada kita bahwa iman kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan fondasi yang utama dalam Islam. Iman ini harus diperkuat dengan amal saleh, termasuk jihad dalam berbagai bentuknya, baik dalam medan perang maupun dalam perjuangan memperbaiki masyarakat. Haji juga merupakan ibadah penting yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan disertai dengan kesucian hati. Dalam menyusun prioritas kehidupan, kita perlu memahami konteks dan situasi yang berbeda, serta memberikan penekanan pada aspek-aspek yang paling penting dan bermanfaat bagi umat manusia secara keseluruhan.
Hikmah dan Inspirasi
Berikut adalah beberapa poin hikmah dan inspirasi yang bisa kita gali dari hadis ini, terutama yang berkaitan dengan keimanan:
1. Keutamaan Iman
Hadis ini menegaskan bahwa iman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah hal yang paling utama dalam Islam. Ini mengingatkan kita akan pentingnya membangun dan memperkuat hubungan kita dengan Allah serta mengikuti petunjuk Rasul-Nya. Keimanan yang kukuh menjadi dasar bagi segala amal perbuatan kita dalam hidup ini.
2. Kedalaman Makna Iman
Hadis ini mengajarkan bahwa iman bukan hanya sekadar keyakinan dalam hati, tetapi juga harus tecermin dalam tindakan nyata. Iman yang benar akan mendorong kita untuk beramal saleh, melakukan perbuatan baik sesuai dengan ajaran agama. Ini menunjukkan bahwa iman dan amal perbuatan saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.
3. Keutamaan Jihad
Dalam hadis ini, Rasulullah saw menyebutkan bahwa jihad di jalan Allah merupakan salah satu hal yang paling utama setelah iman. Hal ini menggarisbawahi pentingnya berjuang dan berusaha untuk kebaikan, baik dalam medan perang maupun dalam kehidupan sehari-hari. Jihad dalam konteks ini juga mencakup perjuangan melawan hawa nafsu, kejahatan, dan ketidakadilan.
4. Pentingnya Konteks Sosial
Hadis ini mengajarkan bahwa urutan jawaban yang diberikan oleh Rasulullah saw dapat bervariasi tergantung pada pertanyaan yang diajukan dan situasi sosial yang ada. Ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang fleksibel dan dapat menyesuaikan diri dengan berbagai konteks kehidupan. Hal ini mengingatkan kita untuk memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam secara bijak dan proporsional sesuai dengan situasi yang dihadapi.
5. Keutamaan Haji Mabrur
Rasulullah saw menyebutkan bahwa haji yang diterima oleh Allah adalah haji yang mabrur. Ini mengingatkan kita akan pentingnya menjalankan ibadah haji dengan tulus ikhlas, tanpa riya’ dan dosa-dosa lainnya. Haji yang mabrur akan dibalas dengan pahala besar dan ampunan dari Allah, serta meningkatkan keimanan dan kesalehan kita.
Dengan memahami hikmah dan pemaparan yang terkandung dalam hadis ini, kita dapat memperkaya pemahaman kita tentang keimanan dan mengintegrasikan dimensi intelektual dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Ini akan membantu kita memperkuat iman, meningkatkan kualitas amal kita, serta menghubungkan ajaran agama dengan realitas sosial yang kita hadapi.