30 November 2023
PEPADHANG QOLBU Volume 26
Pembunuh dan yang Dibunuh Sama-sama Masuk Neraka
(Kitab Iman, Bab 21)
Kontributor: A. Choiran Marzuki
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ وَيُونُسُ عَنِ الْحَسَنِ عَنِ الْأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ: ذَهَبْتُ لِأَنْصُرَ هَذَا الرَّجُلَ فَلَقِيَنِي أَبُو بَكْرَةَ فَقَالَ: أَيْنَ تُرِيدُ قُلْتُ أَنْصُرُ هَذَا الرَّجُلَ؟ قَالَ: ارْجِعْ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ. فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ؟ قَالَ: إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ.
Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mubarak, “Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid, “Telah menceritakan kepada kami Ayyub dan Yunus dari Hasan dari Ahnaf bin Qais, ia berkata, “Aku pergi untuk membantu seseorang, kemudian aku bertemu dengan Abu Bakrah. Ia bertanya, ‘Mau ke mana kamu?’ Aku menjawab, ‘Aku ingin membantu seseorang ini.’ Abu Bakrah berkata, ‘Kembalilah, karena aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Jika dua orang Muslim saling bertemu dengan membawa pedang mereka, maka yang membunuh dan yang terbunuh keduanya akan masuk neraka.” Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, ini berlaku untuk yang membunuh, tapi bagaimana dengan yang terbunuh?” Rasulullah saw menjawab, “Dia juga ingin membunuh temannya sebelumnya.” (HR. Bukhari).
Ulasan Hadis
Hadis ini memiliki beberapa kandungan penting, di antaranya:
1. Keinginan keras untuk berbuat maksiat dan sebab-sebabnya.
2. Peringatan terhadap konflik dan peperangan sesama muslim.
3. Peringatan tentang perang yang tidak diperbolehkan kecuali untuk membela kebenaran dan melawan kelompok yang sewenang-wenang.
4. Konsekuensi perbuatan dan pelajaran tentang pengampunan Allah.
Hadis ini memberikan pesan-pesan penting yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Ia mengajarkan tentang bahaya konflik dan peperangan antarmanusia, serta memberikan peringatan yang sangat relevan dalam konteks kehidupan modern kita.
Peringatan pertama dalam hadis ini adalah tentang keberadaan keinginan yang keras untuk berbuat maksiat dan sebab-sebabnya. Dalam konteks ini, hadis ini mengajarkan bahwa meskipun seseorang tidak mampu merealisasikan atau menyempurnakan niat jahatnya, dia tetap akan mendapatkan dosa sebagaimana orang yang melakukannya. Hal ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga niat baik, mengendalikan keinginan jahat dalam hati, dan berusaha untuk tidak terjerumus dalam perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Selanjutnya, hadis ini memberikan peringatan yang sangat penting tentang bahaya konflik dan peperangan. Dalam konteks kehidupan modern yang kompleks dan penuh dengan perbedaan pandangan atau perbedaan pendapat, kita sering kali dihadapkan pada potensi konflik dan perpecahan di antara kaum muslimin. Hadis ini mengingatkan kita bahwa konflik dan peperangan yang terjadi antara sesama Muslim dapat menyebabkan kerugian besar, kelemahan, serta mendapatkan kemurkaan Allah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga persatuan, kedamaian, dan kerukunan di antara umat Islam. Kita harus berusaha membangun dialog yang konstruktif, memahami perspektif orang lain, dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Mengutamakan persatuan dan menghindari konflik merupakan prinsip penting dalam menjaga keharmonisan dalam masyarakat.
Hadis ini juga mengajarkan tentang perang yang tidak diperbolehkan kecuali untuk membela kebenaran. Dalam konteks kehidupan modern yang sering kali dihadapkan pada berbagai bentuk ketidakadilan, penindasan, atau pelanggaran hak asasi manusia, kita perlu memahami prinsip-prinsip perang dalam Islam. Perang yang dilarang adalah perang yang didasarkan pada kepentingan duniawi, kebodohan, kesewenangan, atau kezaliman. Perang haruslah didasarkan pada prinsip keadilan, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan bertujuan untuk menjaga kebenaran, mengatasi penindasan, serta membela hak-hak yang adil. Dalam hal ini, hadis ini mengingatkan kita untuk menggunakan kekuatan dan potensi kita dengan bijak, dan menghindari penggunaan kekerasan atau tindakan yang melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan.
Dengan demikian, hadis ini mengandung pelajaran tentang konsekuensi perbuatan dan ampunan Allah. Ia mengingatkan kita bahwa orang yang saling membunuh dalam pertempuran akan mendapatkan konsekuensi yang serius di akhirat, yaitu masuk neraka. Namun, hadis ini juga memberikan pemahaman bahwa orang yang terbunuh sebenarnya memiliki keinginan untuk membunuh temannya sebelumnya. Hal ini memberikan pelajaran tentang keadilan Allah dalam menghukum setiap individu berdasarkan niat dan keinginan dalam hatinya.
Meskipun terdapat konsekuensi atas perbuatan tersebut, Allah senantiasa membuka pintu pengampunan bagi hamba-Nya yang bertaubat dan memperbaiki diri. Pelajaran ini menginspirasi kita untuk selalu berusaha memperbaiki diri, bertaubat dari kesalahan, dan mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Pengampun.
Dengan demikian, paparan ini berusaha memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pesan-pesan yang terkandung dalam uraian hadis ini. Pesan-pesan ini meliputi pentingnya menjaga niat dan mengendalikan keinginan jahat, menghindari konflik dan mempertahankan persatuan, membela kebenaran dan keadilan, serta menghayati konsekuensi perbuatan dan ampunan Allah. Semoga paparan ini dapat memberikan inspirasi yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari kita.
Hikmah dan Inspirasi
Hadis ini mengandung beberapa hikmah dan inspirasi yang dapat diambil:
1. Menjaga Niat dan Mencegah Keinginan Jahat
Hadis ini mengajarkan pentingnya menjaga niat dan mengendalikan keinginan jahat dalam diri kita. Kita harus berusaha untuk tidak memupuk keinginan untuk berbuat jahat atau merugikan orang lain. Dalam kehidupan modern, di mana godaan untuk melakukan perbuatan negatif sangat banyak, kita perlu memperkuat keimanan dan mengontrol diri agar tidak terjerumus dalam kejahatan.
2. Menghindari Konflik dan Mempertahankan Persatuan
Hadis ini mengingatkan kita tentang bahaya konflik dan perpecahan di antara kaum Muslimin. Kita harus berusaha untuk membangun persatuan, kerukunan, dan menghindari perpecahan. Dalam konteks kehidupan modern yang kompleks, perbedaan pandangan atau perbedaan pendapat tidak boleh menjadi alasan untuk saling bermusuhan. Sebaliknya, kita perlu berupaya mencari kesepahaman, membangun dialog yang konstruktif, dan menghargai perbedaan dalam rangka mencapai kebaikan bersama.
3. Membela Kebenaran dan Keadilan
Hadis ini menggarisbawahi pentingnya membela kebenaran dan keadilan. Dalam konteks kehidupan modern yang sering dihadapkan pada berbagai bentuk ketidakadilan, penindasan, atau pelanggaran hak asasi manusia, kita perlu menjadi pelopor dalam memperjuangkan kebenaran. Namun, hal ini harus dilakukan dengan cara yang baik, damai, dan mengutamakan prinsip-nilai kemanusiaan.
4. Ampunan dan Kasih Sayang Allah
Hadis ini memberikan pengertian tentang sifat Maha Pengampun Allah dalam memberikan ampunan pada hamba-hamba-Nya. Meskipun terdapat konsekuensi atas perbuatan negatif, Allah senantiasa memberikan kesempatan bagi hamba-Nya untuk bertaubat, memperbaiki diri, dan memohon ampunan-Nya. Hal ini menginspirasi kita untuk selalu berusaha memperbaiki diri, bertaubat dari dosa dan kesalahan, dan mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Pengampun.
Insya Allah bersambung….