29 December 2023
PEPADHANG QOLBU Volume 28
Tanda-tanda Kemunafikan
(Kitab Iman, Bab Bab 23)
Kontributor: A. Choiran Marzuki
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ أَبُو الرَّبِيعِ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا نَافِعُ بْنُ مَالِكِ بْنِ أَبِي عَامِرٍ أَبُو سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ.
Telah menceritakan kepada kami Sulaiman Abu Rabi’, ia berkata, “Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Ja’far, ia berkata, “Telah menceritakan kepada kami Nafi’ bin Malik bin Abu Amir Abu Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi saw, beliau bersabda, “Tanda-tanda munafik ada tiga; jika berbicara dia berdusta, jika berjanji ia mengingkari dan jika diberi amanat dia khianat.” (HR. Bukhari).
حَدَّثَنَا قَبِيصَةُ بْنُ عُقْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ. تَابَعَهُ شُعْبَةُ عَنِ الْأَعْمَشِ.
Telah menceritakan kepada kami Qabishah bin ‘Uqbah, ia berkata, “Telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari A’masy, dari Abdullah bin Murrah, dari Masruq, dari Abdullah bin Amr bahwa Nabi saw bersabda, “Empat hal bila ada pada seseorang maka dia adalah seorang munafik tulen, dan barang siapa yang terdapat pada dirinya satu sifat dari empat hal tersebut maka pada dirinya terdapat sifat nifak hingga dia meninggalkannya. Yaitu, jika diberi amanat dia khianat, jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari dan jika berseteru dia curang.” Hadis ini diriwayatkan pula oleh Syu’bah dari A’masy. (HR. Bukhari).
Ulasan Hadis
Hadis pertama, tentang tanda-tanda kemunafikan, mengajarkan pada kita tentang sifat-sifat negatif yang harus dihindari dalam kehidupan kita. Tanda-tanda kemunafikan yang disebutkan dalam hadis ini mencakup berbicara dusta, mengingkari janji, dan khianat ketika diberi kepercayaan. Dalam konteks dimensi spiritual, hadis ini mengajarkan pentingnya kejujuran, ketepercayaan, dan amanah dalam hubungan dengan Allah dan sesama manusia. Kejujuran adalah nilai esensial dalam Islam, dan hadis ini mengingatkan kita untuk menjaga kejujuran dan menghindari segala bentuk kepalsuan.
Hadis ini juga mengajarkan pada kita untuk berhati-hati dengan kata-kata dan janji-janji yang kita ucapkan. Kita harus mempertimbangkan kata-kata kita dengan baik, memenuhi janji-janji kita, dan bertanggung jawab dalam menjaga amanah yang diberikan kepada kita. Hal ini relevan dalam kehidupan saat ini di mana kejujuran dan ketepercayaan adalah aspek penting dalam hubungan sosial, bisnis, dan kepemimpinan. Kita perlu menjadi orang yang dapat dipercaya dan jujur, sehingga kita dapat membangun hubungan yang baik dengan orang lain.
Hadis kedua, tentang empat hal yang menunjukkan sifat munafik, memberi kita pemahaman yang lebih mendalam tentang sifat-sifat munafik dan peringatan untuk menghindarinya. Keempat sifat yang disebutkan dalam hadis ini adalah khianat saat diberi amanat, berbicara dusta, mengingkari janji, dan berseteru secara curang.
Dalam dimensi spiritual, hadis ini menunjukkan pentingnya kejujuran dan keadilan dalam kehidupan kita. Allah SWT menyukai orang-orang yang berpegang teguh pada kejujuran, merealisasikan janji-janji mereka, dan memegang prinsip-prinsip keadilan. Hal ini mengajarkan pada kita untuk menjadi orang yang jujur, setia pada janji, dan adil dalam segala aspek kehidupan.
Hadis ini juga mengajarkan pada kita untuk memahami pentingnya integritas dan kejujuran dalam berbagai situasi. Di era yang kompleks ini, integritas dan kejujuran adalah kualitas yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam hubungan pribadi, profesional, maupun sosial. Kita perlu menjaga integritas diri kita dan melaksanakan komitmen-komitmen kita dengan baik.
Secara garis besar, kedua hadis ini memberikan hikmah dan inspirasi bagi kita dalam menjalani kehidupan spiritual dan intelektual yang bermakna. Keduanya mengajarkan pentingnya kejujuran, ketepercayaan, dan integritas dalam hubungan dengan Allah dan sesama manusia. Relevansinya dalam kehidupan saat ini adalah pentingnya membangun hubungan yang kuat berdasarkan ketepercayaan, menjaga integritas dalam segala aspek kehidupan, dan menghindari sifat-sifat negatif seperti berbohong, khianat, dan mengingkari janji. Dengan mengambil pelajaran dari kedua hadis ini, kita dapat mengembangkan diri kita sebagai individu yang lebih baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Hikmah dan Inspirasi
Kemunafikan adalah lawan dari kejujuran dan integritas. Dari hadis ini kita harus sadar tentang urgensi kejujuran dan integritas, baik dalam konteks kehidupan spiritual maupun kaitannya dengan kehidupan saat ini. Sangat banyak hikmah dan inspirasi yang bisa kita dapatkan dari hadis ini tentang perlunya menjadi pribadi yang jujur dan berintegritas, jauh dari sifat-sifat munafik. Di antaranya adalah:
Dimensi Spiritual
1. Kejujuran dan Kepalsuan
l Hikmah: Kejujuran adalah salah satu nilai esensial dalam Islam. Dalam berhubungan dengan Allah, kejujuran membangun ikatan yang kuat antara hamba dan Sang Pencipta. Dalam hubungan dengan sesama manusia, kejujuran menciptakan kedamaian dan saling percaya.
l Inspirasi: Jadilah orang yang jujur dalam pikiran, perkataan, dan tindakan. Pilihlah kejujuran meski dalam situasi yang sulit dan godaan untuk bersikap munafik muncul. Kejujuran memberikan kebebasan batin dan ketenangan jiwa.
2. Amanah
l Hikmah: Allah mencintai hamba-Nya yang dapat dipercaya dan memegang amanah dengan baik. Sifat amanah merupakan fondasi kuat dalam menjalin hubungan dengan Allah dan sesama manusia.
l Inspirasi: Jaga kepercayaan yang diberikan kepada Anda. Tetaplah konsisten dalam tindakan dan komitmen yang telah Anda buat. Melakukan apa yang dijanjikan menunjukkan integritas dan keandalan yang akan mendapatkan kepercayaan orang lain.
3. Kesetiaan pada Janji
l Hikmah: Kesetiaan pada janji adalah nilai yang sangat dihargai dalam Islam. Menjaga janji menunjukkan ketulusan dan kesungguhan dalam memenuhi kewajiban dan komitmen.
l Inspirasi: Jadilah seseorang yang dapat diandalkan dalam memenuhi janji. Jika Anda berjanji, lakukan yang terbaik untuk memenuhinya. Hal ini akan membangun kepercayaan orang lain terhadap Anda dan memperkuat hubungan yang telah terjalin.
Konteks Kehidupan Modern
1. Kejujuran dan Integritas
l Hikmah: Integritas dan kejujuran adalah kualitas penting dalam kehidupan modern. Masyarakat menghargai individu yang berperilaku jujur, baik dalam kata-kata maupun tindakan.
l Inspirasi: Jadilah contoh integritas dalam segala aspek kehidupan. Pilihlah jalan kejujuran dan hindari praktik-praktik yang merugikan orang lain. Integritas membangun reputasi yang baik dan menghasilkan kehidupan yang lebih bermakna.
2. Amanah dan Keandalan
l Hikmah: Sifat amanah adalah fondasi yang dibangun melalui keandalan dalam berinteraksi dengan orang lain. Sifat amanah membuka pintu untuk kolaborasi, kesuksesan, dan hubungan yang kukuh.
l Inspirasi: Jaga kepercayaan orang lain terhadap Anda dengan menjadi individu yang dapat diandalkan. Menepati janji, melaksanakan tanggung jawab, dan memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan adalah cara untuk membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan dengan orang lain.
3. Komitmen dan Konsistensi
l Hikmah: Komitmen dan konsistensi adalah kunci kesuksesan dalam kehidupan modern. Dengan memegang teguh komitmen yang dibuat dan konsisten dalam usaha mencapai tujuan, kita dapat mencapai hasil yang signifikan.
l Inspirasi: Jadilah seseorang yang berkomitmen dalam mencapai tujuan Anda. Lakukan langkah-langkah yang konsisten untuk mencapai mimpi dan aspirasi Anda. Kesuksesan akan datang dengan ketekunan dan kerja keras yang terus menerus, dengan izin Allah SWT.
Dengan memahami hikmah dan inspirasi dari hadis ini, kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk memperkuat keimanan, membangun kehidupan yang bermakna, dan menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama manusia.
InsysAllah bersambung…