02 February 2023
Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kapanewon Kasihan menyelenggarakan peringatan Satu Abad NU sekaligus pelantikan pengurus masa khidmat 2022-2027, Jumat (27/01). Kegiatan ini sekaligus meresmikan Balai Latihan Kerja Komunitas YPP An Nahdliyah dengan jurusan seni kuliner yang berlokasi di Jipangan Bangunjiwo serta penyerahan bantuan satu unit ambulance NU dari Hj. Ari, YPP An Nahdliyah merupakan badan hukum milik MWCNU Kasihan.
"Kami haturkan terimakasih atas kerja keras semua pihak sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik. Mohon doa restu semoga kami yang dilantik malam hari ini dapat mengemban amanah dan diberikan kekuatan lahir batin menggerakkan potensi NU Kasihan," ujar Ketua MWCNU Kasihan, KH. Armen Siregar.
Peringatan Satu Abad NU MWCNU Kasihan dihadiri Katib Syuriah PBNU, KH. DR. Hilmy Muhammad, Bupati Bantul yang diwakili Disnaker Bantul, Panewu, Kapolsek, Danramil, dan Kepala KUA Kapanewon Kasihan. Dalam Mauidzoh Hasanahnya, Gus Hilmy mengucapkan selamat atas dilantiknya pengurus MWCNU Kasihan plus peresmian BLKK dan penyerahan aambulance NU.
"Sebentar lagi, Nahdlatul Ulama akan menginjak usia 100 tahun, satu abad. KH. Ali Maksum, Rois Am PBNU 1981-1984, berpesan kepada semua kader Nahdlatul Ulama harus mempunyai 5 hal. Pertama, atsiqotu bin Nahdlotil Ulama, yakni percaya pada Nahdlatul Ulama bisa memberi manfaat kepada kita semua, memberikan berkah dunia hingga akhirat. Amalan-amalan semacam tahlil ini bisa kita amalkan hingga hari ini antara lain karena adanya NU. NU tidak hanya mengurusi tahlil, mujahadah, shalawat saja akan tetapi NU baru-baru menyelenggarakan Porseni-NU. Artinya, NU disamping memperhatikan urusan jiwa akan tetapi juga raga. Lebih luas lagi, NU juga mengurusi dan ikut andil dalam bernegara. Percaya dengan NU, maka juga harus percaya dengan pendidikan NU. Dalam pendidikan NU, disamping mengajarkan fiqh, matematika, juga mengajarkan akhlaq dan adab," ujar Gus Hilmy.
Pengasuh Pondok Krapyak ini melanjutkan yang kedua adalah al-marifatu bin Nahdlotil Ulama, kalau sudah yakin berarti juga harus mengerti betul dengan Nahdlatul Ulama. Paham dan tahu mulai sejarah dan pendiri-pendirinya dan juga amalan yang diajarkan, baik akidah, fiqh, dan tasawufnya. Ketiga, al-'amalu bit ta'alumi Nahdlatul Ulama, setelah mengerti dan memahami NU, maka harus juga dibarengi dengan amal-amal NU. Bila kita tahu NU itu baik, maka kita harus mengamalkan apa-apa saja yang menjadi ajarannya NU. Keempat, al-jihadu fi sabili Nahdlatul Ulama, berjuang dengan jalan Nahdlatul Ulama.
"Kita semua tahu, musuh kita bukan yang pegang pedang, pegang pistol tapi musuh kita adalah kemiskinan, kebodohan, ketidak tahuan. Termasuk jihad fi sabili nahdlatil ulama yakni memakmurkan masjid, bukan hanya masjidnya saja, akan tetapi juga jamaahnya. Sebagian infaq masjid juga bisa diperuntukkan bagi takmir dan organisasi LTMNU, yang nanti bisa menghidupkan kegiatan lain, seperti mendirikan TPA dan sebagainya. Tentu saja dengan kolaborasi dan sinergi dengan beberapa pihak. Kelima, ash-shobru fi sabili Nahdlatu Ulama, dalam mengurusi NU kita harus berjiwa besar, berlapang dada, sabar. Pengurus harus sabar dengan jamaahnya, pengurus juga harus sabar dengan pengurus lainnya, begitu juga jamaahnya juga harus sabar dengan pengurusnya," pungkas Gus Hilmy. (red015)
Kontributor: Joko