Berita

TEGUHKAN KOMITMEN KEBANGSAAN, PC MUSLIMAT NU BANTUL SELENGGARAKAN PENDIDIKAN KADER MUSLIMAT

15 August 2022

Unduh gambar :

Menjelang peringatan hari Kemerdekaan RI, PC Muslimat NU Kabupaten Bantul menyelenggarakan Pendidikan Kader Muslimat NU, dengan mengusung tema “Membentuk Kader Militan, Meneguhkan Komitmen Kebangsaan”.


Sasaran kegiatan ini adalah jajaran pengurus Pimpinan Cabang Muslimat NU Bantul dan perwakilan Pimpinan Anak Cabang Muslimat NU se-Kabupaten Bantul. Acara ini digelar di Gedung PCNU Bantul, Ahad (14/08/2022). Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari RMI PCNU Bantul, H. Ahmad Firdaus Al-Halwani, S.HI. yang menyampaikan materi ASWAJA, NU dan  Pancasila, serta Dr. Siti Maryam, M.Ag dan Hj. Fatma Amalia, M.Ag dari Pimpinan Wilayah Muslimat NU DIY yang menyampaikan materi tentang Peta dan Strategi Menghadapo Pertarungan Pemikiran dan Kemandirian Muslimat NU.


Dalam sambutannya, Ketua PC Muslimat NU Bantul, drg. Siti Roikhana Munawaroh, M.PH. menegaskan bahwa pendidikan kader ini sangat mendesak untuk dilaksanakan meskipun sebagian para peserta sudah pernah mendapatkan Pendidikan Kader Penggerak NU (PKPNU), karena kegiatan ini difokuskan pada bahasan kemuslimatan.


Pemahaman dan kesadaran sebagai kader Muslimat yang militan perlu terus menerus dipupuk sebagai motor penggerak organisasi dan menjaga ghirah / semangat perjuangan, imbuhnya.


Menurut H. Ahmad Firdaus Al-Halwani, S.HI., gerakan peneguhan kader Muslimat harus pula bersinergi dengan para santri di pondok pesantren. Sebagai kader Muslimat NU yang aktif di organisasi harus memahami ruh perjuangan yaitu aqidah Aswaja, sebaliknya para santri yang terus menerus digembleng ke-Aswaja-an juga harus mau berorganisasi.


Sementara itu narasumber kedua, Dr. Hj. Siti Maryam, M.Ag mengupas tentang peta tantangan perjuangan Muslimat dan bagaimana strategi menghadapi pertarungan pemikiran yang memiliki agenda besar berupa pendangkalan aqidah hingga melunturkan komitmen menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.


Hadirnya para kader Muslimat yang militan akan mampu membendung arus pemikiran yang bertentangan dengan strategi dakwah NU yang Tawassuth (tengah-tengah), Tawaazun (seimbang) dan Tasaamuh (toleran) sebab kader Muslimat NU bergerak hingga sel yang paling inti yaitu keluarga, sebagai ibu yang mengayomi dan mengawal pendidikan generasi mendatang.


Muslimat merupakan Banom (badan otonom) NU yg memiliki AD/ART yg nantinya  akan berubah menjadi PDPRT dan mengamalkan ajaran Islam melalui dakwah billissan (dengan lisan), bil haal (dengan perbuatan), bil kitaabah (dengan tulisan), bil maal (dengan harta), dan bil IT (dengan IT/information and Technology).


Demikian penuturan pemateri ketiga, Hj. Fatma Amalia, M.Ag yang menyampaikan materi tentang Kemandirian Muslimat NU. Sudah saatnya Muslimat NU menjaga dan meningkatkan kualitas kemandirian diri dan organisasinya dengan menjadi kader-kader  yang cerdas dan cermat, pandai memilih dan memilah, menyaring dan menyebarkan, hingga mencipta informasi berbasis keilmuan yang mencerdaskan umat. Mengingat potensi dan kekuatan Muslimat NU sudah terstruktur dengan baik dari Pimpinan Pusat hingga Pimpinan Ranting, bahkan Pimpinan Anak Ranting yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia. Semoga dengan pendidikan kader Muslimat NU ini dapat menjadi tonggak penyemangat perjuangan Muslimat NU dalam khidmah ijtima’iyah yang lebih berdaya guna. (red015)


Kontributor: NS

BERITA LAINNYA