Berita

KUATKAN SINERGI, PRNU PANGGUNGHARJO SEWON ADAKAN FGD BERSAMA BANOM

15 October 2022

Unduh gambar :

Kamis (13/10/2022), bertempat di Waroeng Omah Sawah (WOS), Pendowoharjo Sewon, calon pengurus harian Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) beserta pengurus harian Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama mengadakan Focus Group Discussion (FGD), dengan tema bagaimana membangun sinergi dan kolaborasi NU beserta seluruh banomnya.


FGD yang digagas oleh ketua terpilih PRNU Kalurahan Panggungharjo, Junaedi Imfat, S.E., rencanannya akan dibuat serie diskusi antara PRNU beserta semua banomnya. Dalam acara tersebut dhadiri langsung oleh Junaedi Imfat, S.E. yang ditemani oleh calon pengurus harian PRNU, seperti M. Miqdam Mussawa (sekretaris), dan Budi Warsito (Bendahara). Sedangkan dari banom-banom NU, mengirimkan masing-masing perwakilan masing-masing antara lain: Muslimat NU ( Tri Wahyuni, Atni Handayani dan Diyah Ari Isnaini), GP. Ansor (Gus Hikam, Nanang dan Rusdy Santoso), Fatayat NU (Ariibah dan Neza), IPNU (Lukman dan Akim) dan IPPNU (Nafi dan Rida).


Mengawali diskusi, Junaedi Imfat, S.E., menyampaikan bahwa dalam membangun sebuah harokah perkumpulan Nahdlatul Ulama, kita harus saling mengedepankan bersilaturahim dan berkomunikasi, yang menurut istilah sekarang harus bersinergi dan berkolaborasi. Menurutnya, Sinergi sendiri diartikan sebagai kerja sama yang menimbulkan keseluruhan yang lebih besar daripada penjumlahan sederhana bagian-bagiannya. Jadi 1+1 tidak selalu =2, tetapi bisa menjadi 10, 20 atau 30.


Menurut Junaedi, kolaborasi didefinisikan sebagai proses kerja sama menelurkan gagasan atau ide dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama. Lebih lanjut dari kolaborasi tersebut yang perlu digaris bawahi adalah solutif dan menuju visi bersama. Pertama, solutif artinya dapat menyelesaikan masalah umat (jam’iyyah nahdlatul ulama), masalah akidah, pendidikan, kesehatan dan ekonomi (kesejahteraan). 


"Kedua, visi bersama (visi NU) yaitu menjaga keberangsungan ajaran Islam ala Madzhab Ahlus Sunnah Waljama’ah (aswaja) dan menegakkan serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Visi sendiri dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kata yang di dalamnya terdapat impian, cita-cita atau nilai inti dari sebuah lembaga atau perkumpulan," terang Junaedi.


Tetapi sayang seribu sayang, durasi waktu yang terlalu pendek untuk agenda FGD sore itu, dan harus disudahi ketika sudah terdengar lantunan suara adzan maghrib. Masih pekerjaan rumah masing-masing lembaga yang sangat mungkin kita sinergikan dan kita kolaborasikan pada waktu yang akan datang. 


Ada beberapa catatan yang dapat direkam dalam diskusi kamis sore kemarin. Dari faktor internal dan faktor eksternal. Dari faktor internal, pertama, terkait manajemen perkumpulan NU beserta banom-banomnya. Kedua, terkait masih adanya ego centris di anatara NU beserta banom-banomnya. Ketiga, terkait kaderisasi. Keempat, soal ya dana-dana.


Sedangkan dari faktor eksternal, yang paling berbahaya adalah rongrongan dari madzhab yang berseberangan dengan aswaja dan gerakan anti NKRI.


Harapannya, di bulan-bulan berikutnya akan diadakan lagi FGD seperti ini, sebagai bentuk kerja sama, solutif terhadap persoalan jam’iyyah nahdlatul ulama dan upaya merawat dan melestarikan amaliyah ah nahdliyah, serta menambah kecintaan terhadap NKRI. (red015)


Kontributor: Junaedi Imfat

BERITA LAINNYA