13 November 2025
Ribuan santri dan jamaah dari berbagai penjuru Kabupaten Bantul memadati halaman Masjid Agung Manunggal Bantul, Senin malam (10/11/2025). Dalam suasana penuh kehangatan dan spiritualitas, Pemerintah Kabupaten Bantul bekerja sama dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bantul menggelar Pentas Budaya dan Pengajian Akbar Hari Santri Nasional 2025, menghadirkan Majelis Dzikir dan Sholawat Gandrung Nabi.
Meski hujan deras mengguyur sejak sore hari, semangat para santri tidak surut sedikit pun. Mereka tetap antusias mengikuti acara yang dimulai pukul 19.30 WIB itu, bersama jajaran tokoh pemerintahan Kabupaten Bantul, para kiai, dan masyarakat umum. Turut hadir di antaranya KH. Yasin Nawawi, KH. Dr. M. Habib Abdus Syakur, KH. Damanhuri, Prof. Dr. Riyanta, M.Hum., dan KH. Nilzam Yahya.
Suasana religius terasa kuat sepanjang malam. Lantunan shalawat menggema dari setiap sudut halaman masjid, menyatukan hati ribuan jamaah dalam dzikir dan doa.
Kolaborasi Dakwah dan Seni dalam Pentas Budaya
Peringatan puncak Hari Santri Nasional di Bantul tak hanya diisi dengan pengajian dan dzikir bersama, tetapi juga dimeriahkan dengan pentas budaya santri yang menampilkan berbagai kesenian khas pesantren. Mulai dari hadrah, shalawat, teater santri, hingga pertunjukan Wayang Santri dari Pondok Pesantren Al-Mahalli, yang berhasil mencuri perhatian penonton.
Pertunjukan Wayang Santri memadukan seni pewayangan tradisional dengan pesan-pesan dakwah yang mendalam, menjadi bukti bahwa nilai-nilai keislaman dan budaya lokal dapat berjalan seiring.
Acara utama yang dikemas dalam Bantul Bersholawat bersama Majelis Dzikir dan Sholawat Gandrung Nabi. Alunan syair religius yang menggugah hati membuat jamaah larut dalam suasana spiritual yang penuh hikmah dan haru.
Ketua penyelanggara, dr. Atthobari, menyampaikan rasa syukur atas suksesnya seluruh rangkaian peringatan Hari Santri di Kabupaten Bantul yang telah berlangsung sejak awal Oktober.
“Malam ini menjadi puncak dari seluruh rangkaian acara yang kami tutup dengan Pentas Budaya dan Pengajian Akbar. Kami berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Bantul atas dukungan dan fasilitas yang luar biasa,” ujarnya.
Atthobari yang juga Wakil Ketua PCNU Bantul menegaskan pentingnya semangat santri di era modern. “Santri hari ini bukan hanya ahli kitab, tetapi juga pejuang literasi, inovasi, dan kemanusiaan. Mereka adalah garda depan dalam menjaga moral bangsa,” tegasnya.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Bantul Aris Suharyanta menekankan bahwa peringatan Hari Santri bukan sekadar agenda tahunan, melainkan momentum untuk meneguhkan kembali nilai-nilai perjuangan para ulama dan santri.
“Pada 22 Oktober 1945, KH. Hasyim Asy’ari menyerukan Resolusi Jihad untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa. Nilai perjuangan itu sejalan dengan semangat Bantul Bumi Satriya, karena DNA masyarakat Bantul adalah DNA pejuang dan kesatria,” ungkap Aris.
Ia juga berharap semangat perjuangan dan keikhlasan santri menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berbuat baik, menjaga keutuhan bangsa, dan menjadi pelopor kebaikan.
“Peringatan Hari Santri adalah momentum untuk meneguhkan kembali semangat perjuangan dan kebaikan bagi umat,” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Bantul berharap para santri mampu mengambil peran penting sebagai pelopor kebaikan, penggerak perubahan sosial, serta penjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Semangat yang terpancar dari ribuan santri malam itu menjadi simbol kebangkitan moral dan spiritual di tengah tantangan zaman.
Dengan sinergi antara pemerintah dan pesantren, semangat santri Bantul diyakini akan terus menjadi sumber inspirasi bagi lahirnya generasi muda yang berakhlak, berdaya, dan cinta tanah air.
Kontributor: Markaban Anwar