Berita

GMNU SEDAYU GELAR SARASEHAN "MEMBANGUN BANGSA DI ERA REVOLUSI 4.0 DAN SOCIETY 5.0

07 February 2022

Unduh gambar :

Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Kapanewon Sedayu menyelenggarakan Sarasehan bertema “Peran Generasi Muda NU dalam Membangun Bangsa di Era Revolusi 4.0 dan Society 5.0” di Pendopo Kalurahan Argosari Sedayu, Bantul Yogyakarta, Ahad (6/2/2022).


Gelaran acara sarasehan itu dilakukan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Nahdlatul Ulama yang ke-96, dengan menghadirkan beberapa pemateri yaitu Bupati Kabupaten Bantul H. Abdul Halim Muslim, Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Bantul Lilik Budi Hartanto, M.Pd, dan Ketua Fatayat PC Kabupaten Bantul Umi Masruroh, S.Pd.I. Adapun moderator sarasehan oleh Soleh Rudi Yono. 


Materi pertama disampaikan oleh H. Abdul Halim Muslih, beliau menyampaikan pentingnya memahami dan ikut terlibat dalam era perkembangan teknonogi informasi.


“Dewasa ini, kecerdasan buatan telah dibuat manusia dalam industry microchip di computer. Service pelayanan masyarakan sedikit banyak telah digantikan tenaga robot. Maka masyarakat yang harus mampu merespon era industri 4.0 supaya semakin efisien. Persuratan telah mulai menggunakan digital dengan adanya e-office di sebuah aplikasi di dinas daerah, bahkan tanda saya tinggal klik tanda tangan tanpa pakai kertas. Pembelian kertas berkurang, kertas diperoleh dari kayu penebangan hutan harus dikurangi dengan adanya paperless (tanpa kertas) untuk menjamin kelestarian lingkungan. Perizinan sekarang sudah bisa dari rumah tidak perlu ke dinas perizinan,” kata Halim Muslih. 


Lebih lanjut Halim Muslim mengutarakan bahwa dalam menyikapi revolusi 4.0 dan society 5.0 perlu disikapi dengan bijak. Mari kita ikuti perkembangn zaman digital, namun perlu disadari ada hal-hal yang tidak bisa digantikan dalam modernisasi digital, yaitu Alaqoh Qolbiyah. Kedekatan menghadap bertemu atau mukasyafah kepada guru untuk mendapatkan barakoh. 


“Mendapatkan pancaran hikmah dari Pak Kiai dan Ibu Nyai ketika menghadap itu tidak bisa digantikan oleh tenaga robot. Generasi muda NU harus bisa membedakan aktifitas kecerdasan buatan mesin tidak bisa tempuh untuk mendapatkan barokah. Bagaimanapun cara lama jauh lebih efektif seperti contoh mengaji, berbaiat kepada guru, mencari hikmah pada guru. Saya kira warga NU tahu hikmah dan berkah dari para ulama. Sesuatu yang lumrah dirasakan dan dipahami warga NU,” lanjut Bupati Bantul. 


“Peran generasi muda NU harus merespon dengan bijaksana. Jangan sampai tatanan sosial ini rusak karena revolusi 4.0 dan society 5.0. Tentu budaya masyarakat Indonesia berbeda dengan budaya di Jepang. Pembentuk budaya di Indonesia di antaranya yaitu agama termasuk agama Islam, keyakinan kepada Tuhan yang Maha Esa tidak lepas dari kebudayaan yang ada. Di Bantul, para petani masih ada budaya wiwitan syukuran kepada Allah, kembali lagi ke Gusti Allah. Nilai teologis yang dimiliki masyarakat kita,”pungkasnya. 


Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Kabupaten Bantul Lilik Budi Hartanto M.Pd menyampailan materi kandungan filosofis pendirian Gerakan Pemuda Ansor dan Fatayat.


“Gerakan Pemuda mengambil ilham dari para sahabat Nabi Muhammad SAW di masa awal perkembangan Islam yaitu para sahabat Ansor di Madinah. Kelompok atau kaum yang menerima kehadiran Nabi saat hijrah. Kelompok yang suka menolong meskipun dirinya dalam keaadaan sulit. Adapun Fatayat secara historis didirikan tahun 1950 untuk mengangkat derajat pemudi NU pada saat itu. Konteksnya untuk berjihad melawan penjajah Belanda.”


“Pada tahun 2022 ini, konteksnya sudah berbeda. Zaman telah berubah, perubahan besar sistem kehidupan bidang informasi global, telekomukasi, dan tranportasi yang menghilangkan batas jarak. Efeknya perubahan kebudayaan yang berubah drastis ini perlu disikapi dengan bijaksana. Konsep berjihad pun berbeda. Dalam era informasi global saat ini, peran media itu sangat penting. Kita perlu membentengi diri dengan menguasai media informasi. Jihad dan perang yang nyata adalah menangkal informasi yang menyesatkan. Kita sebagai generasi muda harus berperan dalam teknologi informasi, kita harus menjadi setral pelopor inovator sebagai masa depan NU,” Lilik Budi Hartanto.


Pemateri ketiga disampaikan oleh Ketua Fatayat Kabupaten Bantul Umi Masruroh, S.Pd.I. Ia mendedahkan pentingnya turut mendukung program pemerintah Kabupaten Bantul dalam menangkal informasi atau konten negatif di dunia internet. Misi Kabupaten Bantuk sebagai Kota Layak Anak perlu didukung dengan meningkatkan kegiatan para anak muda untuk disebarkan luaskan di dunia internet. Pemuda harus mahir teknologi informasi supaya konren-konten internet banyak berisi konten kebaikan. 


Kegiatan sarasehan GMNU Kapanewon Sedayu yang termasuk rangkaian pelantikan Banom-Banom NU Sedayu diikuti oleh ratusan peserta dari anggota dan pengurus NU Sedayu di semua tingkatan. Adapun tamu undangan yang hadir dalam rangkaian acara itu adalah Bupati Bantul, jajaran Muspika Kapanewon Sedayu, Panewu, Kapolsek, Danramil, dan Kepala KUA, Lurah Argosari, Rois Syuriah MWC NU Sedayu, Ketua Tanfidliyah MWC NU Sedayu, Pengurus Cabang Muhammadiyah Kapanewon Sedayu, Ketua Ranting NU Argosari, Pengurus GP Ansor Daerah Istimewa Yogyakarta, PC GP Ansor Bantul, PC Fatayat Bantul, PC IPNU Bantul, PC IPPNU Bantul, Pengurus PAC GP Ansor Kapanewon Sedayu, PAC Fatayat Kapanewon Sedayu, PAC IPNU Kapanewon Sedayu, PAC IPPNU Kapanewon Sedayu, dan para tokoh masyarakat. (red015)


Kontributor: Kasiono

Editor: Markaban Anwar

BERITA LAINNYA