Berita

KUATKAN BARISAN; MWCNU KRETEK GELAR SYAWALAN

18 May 2022

Unduh gambar :

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kapanewon Kretek menggelar acara syawalan warga NU se-Kapanewon Kretek, Jumat (13/05/2022). Syawalan ini dikemas dalam majelis Lailatul Ijtima’ yang telah menjadi agenda rutin MWCNU Kretek.


Syawalan akbar yang dihadiri tidak kurang dari 1000 jamaah ini dilaksanakan di Masjid Ar Ridho, Genting, Tirtomulyo, Kretek, Bantul. Turut hadir dalam acara ini Bupati Bantul H. abdul Halim Muslih, Lc, anggota DPRD DIY Drs. Suwardi, dan juga anggota DRPD Kabupaten Bantul Suradal. Panewu kapanewon Kretek beserta jajaran muspika dan juga lurah lima kalurahan yang ada di Kretek turut hadir dalam majelis ini.


Dalam Sambutannya, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menyampaikan bahwa saat ini warga NU harus lebih menguatkan aqidah ahlus sunnah wal jamaah. Hal ini karena banyak sekali serangan kepada warga nahdliyin berkenaan dengan amaliah-amaliah yang selama ini telah mengakar dalam diri warga NU.


"Padahal jelas bahwa amalan-amalan yang kita lakukan ini mengikuti para ulama salaf yang tentu saja memiliki sanad hingga ke Rasulullah SAW. Tahlil, shalawat, maulid merupakan berbagai amalan yang seakan sudah emndarah daging dalam tubuh warga NU. Tetapi saat ini banyak fenomena yang kerap menyebut amalan-amalan tersebut sebagai perilaku yang tidak diajarkan rasulullah SAW atau sering disebut bid’ah," ujar Bupati Bantul.


Abdul Halim Muslih berpesan bahwa sekuat apa pun serangan dari pihak lain terhadap aqidah ahlus sunnah dan berbagai praktik amaliah NU, jangan menjadikan ragu dalam melaksanakan ibadah-ibadah tersebut.


Hal senada disampaikan pula oleh KH Burhanudin dari Jetis Bantul yang malam itu hadir untuk memberi mauidhoh hasanah dalam majelis tersebut. Disampaikan bahwa gencarnya media sosial saat ini memunculkan banyaknya serangan terhadap warga NU. Dan pada kenyataannya, banyak warga kita yang kemudian terhasut oleh berita dalam media sosial tersebut.


"Nyadran misalnya. Banyak warga kita yang saat ini telah terpengaruh kabar dari media sosial tentang nyadran ini. Akibatnya nyadran tidak lagi dilaksanakan," ujar Kiai Burhanuddin.


"Melihat fakta-fakta ini, maka warga NU harus mulai melek medos dan berani menyampaikan kebenaran berdasarkan tuntunan ulama kita. Bukan untuk berdebat, tetapi sebagai bagian untuk menguatkan aqidah ahlus sunnah dan tentu saja dalam upaya amar ma’ruf nahi munkar," tambahnya. (red015)

 

Kontributor: Murwantoro

BERITA LAINNYA