09 November 2025
Meski gerimis lembut membasahi bumi, jamaah tetap berdatangan memenuhi halaman Masjid Nur Hidayah, Dusun Dempet, Kalurahan Srihardono, Pundong, Bantul, Sabtu malam (8/11/2025). Mereka hadir untuk mengikuti Pengajian Malem Ahad Kliwon – Lailatul Ijtima’ yang digelar oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pundong.
Payung-payung warna-warni dan sandal yang berjejer di teras masjid menegaskan suasana malam yang lembab namun penuh semangat. Laki-laki dan perempuan, tua dan muda, tampak khusyuk mengambil tempat di shaf masing-masing. Sebagian duduk di dalam ruang utama masjid, sebagian lainnya meluber hingga ke serambi. Lampu-lampu masjid yang terang memantulkan cahaya di jalan yang basah, menambah kesan khidmat di tengah turunnya hujan ringan sejak waktu Maghrib.
Tradisi Pengajian Malem Ahad Kliwon telah menjadi agenda rutin warga NU di Pundong. Dalam kegiatan ini, jamaah berkumpul untuk membaca tahlil, bershalawat, mendengarkan tausiyah, dan memperkuat tali ukhuwah Islamiyah. Bagi mereka, gerimis bukanlah penghalang dalam mencari ilmu dan keberkahan. Justru, hujan dianggap sebagai bagian dari rahmat dan keberkahan malam.
Pemeriksaan Kesehatan Gratis Warnai Kegiatan
Menariknya, di salah satu sudut halaman masjid tampak empat petugas dari Puskesmas Pundong yang memberikan layanan pemeriksaan kesehatan gratis. Jamaah dapat memeriksa tekanan darah dan kadar gula secara langsung sambil mengikuti pengajian.
“Jika dalam pemeriksaan ditemukan keluhan kesehatan lebih lanjut, kami arahkan untuk pemeriksaan lanjutan di Puskesmas,” ujar dr. Diani dari Puskesmas Pundong.
Kerjasama ini mendapat apresiasi dari pengurus MWCNU karena menjadi bentuk sinergi antara kegiatan keagamaan dan pelayanan sosial masyarakat.
Dalam sambutannya, Ketua Tanfidziyah MWCNU Pundong, H. Mustafied Amna, menyampaikan rasa syukur atas antusiasme jamaah meski di tengah hujan.
“Alhamdulillah, meskipun suasana hujan, jamaah tetap hadir dengan semangat mencari ilmu. Ini menandakan semangat tholabul ilmi masih sangat kuat di kalangan warga NU Pundong,” ungkapnya.
“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Puskesmas Pundong yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini melalui pemeriksaan kesehatan gratis,” tambahnya.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dan shalawat yang dipimpin oleh H. Anshori, Ustadz Thobroni, Ustadz Damiri, dan Ustadz Taufiq, sebelum memasuki sesi inti tausiyah oleh KH. Hasan Asy’ari.
Tausiyah KH Hasan Asy’ari: Spirit Hari Santri
Dalam ceramahnya, KH Hasan Asy’ari mengangkat tema Spirit Hari Santri. Ia menekankan pentingnya memahami kembali ajaran dasar yang digariskan oleh Hadratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dalam Qanun Asasi NU.
Beliau menuturkan tiga pokok ajaran penting: 1) Menjaga keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT; 2) Menempatkan ulama sebagai pewaris Nabi dan penjaga sanad keilmuan, serta mengikuti “dawuh” para kiai dan ulama sebagai jalan menuju ridlo Alloh; 3) Berorganisasi dan berpegang teguh pada Nahdlatul Ulama, mengikuti madzhab empat imam, serta menjaga persatuan dan kerukunan sebagai kunci kekuatan umat.
“Deangan berpegang pada ‘dawuh” Mbah Hasyim menjadi fondasi kuat bagi warga NU untuk meneguhkan peran dan tanggung jawabnya di tengah kehidupan berbangsa dan beragama,” tegas KH Hasan.
Acara berakhir sekitar pukul 23.00 WIB. Jamaah tampak meninggalkan masjid dengan wajah tenang dan penuh kehangatan. Bagi mereka, malam yang sederhana itu bukan sekadar pengajian, melainkan momentum memperkuat iman, mempererat persaudaraan, dan meneguk berkah di tengah gerimis malam.
Kontributor: Markaban Anwar.