Berita

PERINGATAN 40 HARI WAFATNYA MUSYTASYAR PCNU BANTUL, KH. ACHMAD BURHANI

13 January 2022

Unduh gambar :

Menjelang maghrib, hujan mengguyur dengan sangat deras. Langit seperti menumpahkan ribuan beban air ke bumi. Tanah tidak hanya basah tetapi juga menggenang. Begitu pula yang terjadi pada sebuah kelokan di Jalan Urip Sumoharjo 19 Bejen, hampir separuh ruas sebelah utara tergenang. 


Rabu (12/1) hingga memasuki waktu Isya, hujan belum mereda. Namun, berduyun-duyun orang bersarung dan berpeci memenuhi langgar di sebelah utara jalan itu. Ini adalah peringatan 40 hari wafatnya KH Achmad Burhani, pengasuh pondok pesantren yang berada di utara jalan tersebut.


Di antara rintik hujan yang membuat malam semakin dingin, ratusan orang berkumpul dalam Majelis Tahlil dan Doa. Duduk bersila dan mengikuti jalan acaranya dengan khidmat. Dimulai dengan pembacaan Tawasul oleh Kiai Muchsin, pengasuh Pondok Pesantren Darul Mukhlishin Jomblang. Mengirimkan barokah Surat Al Fatihah kepada Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya serta para tabi' tabi'innya, terkhususnya KH Achmad Burhani beserta ahli silsilahnya. 


Selesai Tawasul langsung disambut dengan pembacaan Surat Yasin, yang dibawakan oleh Ustaz Tajul Muluk, salah seorang alumni dari Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Kedinding Surabaya. Setelahnya, para jamaah khidmat mengikuti bacaan Tahlil dengan runtut, seperti yang dituntunkan oleh KH Muslih Nahrowi, Ketua Tanfidziyah MWC NU Kapanewon Bantul. Lalu ditutup doa oleh KH Murtadha, Lurah Wijirejo.


Hujan tetap mengiringi doa-doa yang melangit. Banyak sarung milik jamaah yang basah, tetapi tetap khidmat mengikuti peringatan 40 Hari KH Achmad Burhani. Setelah doa selesai, pembawa acara mengumumkan jika KH Achmad Muwafiq sedang dalam perjalanan menuju Bejen. Jamaah yang hadir tetap tidak beranjak, menunggu kerawuhan kiai yang tinggal di Jombor itu.


Kedatangan kiai yang terkenal dengan sebutan Gus Muwafiq itu masih tetap diiringi rintik-rintik sendu langit. Sontak saja, jamaah segera berdiri lalu berebut tangan untuk ngalap barokah dengan bersalaman. Tiba di barisan para kiai, tangan-tangan itu hangat menyambut disertai derai kebahagiaan. Selanjutnya, Gus Muwafiq memberikan pengajian kepada jamaah peringatan 40 Hari KH Achmad Burhani. 


Dalam mauidhotul hasanahnya, KH Achmad Muwafiq menegaskan bahwa inti dari ajaran Islam adalah kesadaran rombongan. "Dalam kegiatan empat puluh hari, seratus hari, haul , seribu hari sebenarnya kita diajak untuk memiliki kesadaran rombongan, bareng-bareng. Seperti orang berziarah dengan bus-bus, ada sopirnya, ada kernetnya." Kegiatan semacam ini, hanya ada dalam tradisi Ahlussunah wal Jamaah, khususnya NU. Kesadaran ini mahal harganya, menurut beliau. 


KH Achmad Muwafiq menjelaskan kesadaran rombongan dengan beberapa kali menyebut dua ayat terakhir Surat Al Fajr. "Inilah yang dinamakan fad-khuli fi 'ibadi wad-khuli jannati." Pada akhirnya, kesadaran rombongan itu yang menuntun manusia dapat masuk surga, karena bisa gendolan dengan supirnya. Menurut Gus Muwafiq, kesadaran rombongan ini juga yang membuat Islam kuat. 


Di akhir mauidhotul hasanah KH Achmad Muwafiq selesai, dimohonkan doa untuk kesembuhan Nyai Hj Siti Hadawiyah yang sedang berada di rumah sakit. Ketika selesai dan dimohonkan barokah doa penutup, Gus Muwafiq menolak lalu microfon diberikan kepada KH Damanhuri untuk memimpin doa penutup. Rois Syuriyah PCNU Bantul itu memberikan doa penutup untuk peringatan 40 Hari KH Achmad Burhani ini.


Bersamaan dengan bubarnya jamaah, rintik-rintik hujan masih membelai mesra jamaah. Meski tidak deras dan tidak memakai payung pun tidak basah, hujan masih membersamai kepulangan orang-orang bersarung dan berpeci itu. Majelis yang diselenggarakan secara terbatas dan sederhana ini, tetap menemukan antusiasnya. (red015)


Kontributor: Mazdan

BERITA LAINNYA