Berita

SYAWALAN MWCNU PUNDONG, BUPATI BANTUL: HALAL BI HALAL WUJUD KERUKUNAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAH

07 June 2022

Unduh gambar :

Keluarga besar MWC NU Kapanewon Pundong Bantul menggelar syawalan dan Pelantikan IPNU IPPNU di aula Madrasah Diniyah Ar Rahmah Nglembu, Panjangrejo, Pundong, Bantul, DIY, Ahad (29/5/2022).

 

Acara ini diikuti oleh jajaran Pengurus MWC NU Pundong berserta Pengurus Banom NU Pundong, Pengurus Ranting NU Kalurahan Panjangrejo, Srihardono, dan Seloharjo, dan Ketua Pengurus Anak Ranting NU se Pundong,

 

Tamu undangan yang terlibat hadir diantaranya para ustad atau pun Kaum Rois NU masing-masing dusun se-Kapanewon Pundong, dan Kepala lembaga pendidikan NU di wilayah Pundong diantaranya Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maulana Maghribi Watu, Kepala MI Al Anwar Nangsri, Kepala TK Masyithoh Candi, Kepala TK Masyithoh Nangsri, Kepala TK Masyithoh Pranti, dan Kepala PAUD Lintang Jagat Nglembu.

 

Selain itu turut hadir pula Bupati Kabupaten Bantul H. Abdul Halim Mulih, Anggota DPRD Bantul Fraksi PKB Suradal, Wakil Ketua PCNU Bantul H. Marhadi Fuad M.Si, Panewu Pundong Drs. Bangun Rahina, M.M., Kapolsek Pundong AKP Cherli Evi Prayudati Sela, Danramil Pundong, Ketua PAC PKB Pundong H. Nawir, dan Lurah Panjangrejo Mudiyana.

 

Bupati Bantul dalam sambutannya, menyatakan acara syawalan atau halal bi halal merupakan kegiatan masyarakat yang memberikan dampak positif terhadap peningkatan kerukunan antar berbagai elemen masyakarat dan pemerintah.

 

“Dengan syawalan atau halal bi halal mampu mempertemukan silaturahmi berbagai elemen masyarakat dan pemerintah, silaturahmi yang rukun antara jamaah dan umaroh. Halal Bi Halal adalah ruang kerukunan antara masyarakat dan pemerintah. Kegiatan ini adalah tradisi yang harus kita lestarikan,” tutur Bupati Bantul.

 

Usai acara sambutan, dilanjutkan dengan pelantikan Pengurus IPNU IPPNU Kapanewon Pundong periode 2022-2024.

 

“Prosesi halal bi halal dilakukan dengan penyampaian ikrar yang sampaikan oleh perwakilan pemuda dari IPNU, kemudian penerimaan ikrar oleh kalangan tua yang diwakili oleh H. Djaelani Latief. Setelah itu dilakukan Pengurus IPNU PPNU Kapanewon Pundong periode 2022-2024,” ungkap Suhardi, Ketua Panitia Syawalan NU Pundong.

 

Sebagai pungkasan acara, kemudian diadakan pengajian agama (mauidhoh hasanah) yang disampaikan oleh KH. Muslih Nahrowi.

 

Dalam ceramahnya, Kiai Muslih Nahrowi mendedahkan sejarah halal bi halal di Indonesia. Beliau menjelaskan tradisi halal bi halal masyarakat Indonesia terselenggara hingga menjadi tradisi itu atas usulan KH Wahab Hasbullah, muassis Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi anggota penasihat Presiden Soekarno.

 

“Perlu diketahui bersama, usai proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia hingga tahun 1950an, kondisi sosial politik negara masih kacau. Ada banyak pergolakan politik karena masing-masing partai saling sikut untuk menguasai pemerintahan sesuai ideologi sendiri-sendiri. Ada PNI dengan ideologi nasionalis, PKI dengan ideologi komunis, ada Masyumi dengan ideologi negara Islam. Kekacauan politik berulang kali terjadi di masa awal kemerdekaan RI, ada pemberontakan PKI tahun 1948, pemberontakan DI/TII, pemberontakan Kahar Muzakar di Sulawesi, pemberintakan Permesta dan lain sebagainya.”

 

“Kabinet tidak dapat bertahan lama akibat pertikaian politikus. Dengan situasi sosial politik yang demikian itu Presiden Soekarno meminta nasihat kepada Kiai Wahab Hasbullah yang kemudian mengusulkan kepada presiden supaya mengadakan silaturahmi untuk mempertemukan para tokoh politik demi meredakan ketegangan. Maka muncullah istilah halal bihalal yang acaranya pertama kali diadakan di Istana Negara,” terang Kiai Muslih Nahrowi.

 

Kiai Muslih Nahrowi menambahkan bahwa untuk itu kita kaum nahdliyin harus melestarikan tardisi halal bi halal. Esensi halal bi halal adalah saling maaf memaafkan, dan inilah kunci kerukunan. “Dengan saling bermaafan itu dapat menjaga kerukunan,” imbuhnya. (red015)

 

Kontributor: Markaban Anwar

BERITA LAINNYA